Benchmarking & Pengukuran Performansi Dalam Industri

Oleh : Ricky Setiawan C

Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit atau bagian maupun organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa  unit atau bagian maupun organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan.

Kegiatan benchmarking tidaklah harus peristiwa yang dilakukan satu kali waktu, namun bisa juga merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh manfaat dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik untuk mereka. 
Sedangkan Pengukuran kinerja atau pengukuran performansi adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi dan akusisi yang dilakukan. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan mendasar di balik dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara umum.


Jadi,bila ditarik secara garis besar maka hubungan dari benchmarking dan pengukuran performansi atau pengukuran kinerja adalah terhadap pengukuran yang dilakukan pada kinerja yang dilakukan.
Benchmarking dan pengukuran kinerja sendiri memiliki andil yang cukup besar dalam dunia perindustrian,dimana penggunaan benchmarking dan pengukuran kinerja dinilai penting dalam setiap aspek industri atau produksi. 

Sebagai contoh, dalam bagian internal suatu pabrik perlu melihat bagaimana kelancaraan kondisi kinerja yang dilakukan oleh departemen – departemen yang ada dalam pabrik tersebut. Dapat berupa bagian logistic,pemasaran maupun produksi yang menggunakan benchmarking dan pengukuran kinerja atau performansi untuk memaksimalkan kondisi kinerja setiap departemen,agar proses produksi yang berlangsung dapat berjalan dengan maksimal dan terkontrol dengan sangat baik sehingga menimbulkan kualitas produk yang premium,dimana produk yang dihasilkan adalah merupakan hasil koordinasi setiap bagian yang ada dalam sebuah industry. 

Saat organisasi dapat mengetahui bagaimana kondisi kinerjanya maka akan menimbulkan perbaikan yang berkesinambungan juga terhadap kinerja yang dilakukan perusahaan secara keseluruhan,terutama sangat penting dalam kegiatan industri yang mempunyai sasaran yang sudah direncanakan.
Manfaat dari Benchmarking dan Pengukuran kerja diantaranya adalah untuk mengevaluasi,untuk mengendalikan, untuk menganggarkan, untuk memotivasi, dan untuk mengembangkan. Untuk mengevaluasi berarti adalah untuk mengevaluasi seberapa baik suatu organisasi berkinerja. Proses evaluasi ini terdiri dari  data kinerja organisasi dan patokan yang menciptakan suatu kerangka untuk menganalisis data kinerja tersebut.

Untuk mengendalikan berarti bahwa pihak atasan melakukan pengukuran performansi untuk dapat mengendalikan bagaimana organisasi/perusahaan tersebut bekerja atau berjalan ke depannya.
Untuk Menganggarkan adalah berarti bahwa terkadang, Kinerja yang buruk tidak selalu berubah menjadi baik ketika dilakukan pemotongan anggaran sebagai tindakan disipliner. Terkadang penaikan anggaran lah yang menjadi jawaban untuk peningkatan kinerja. Oleh karena itu pengukuran performansi dan benchmarking digunakan untuk mengetahui bagaimana nilai kinerja yang ada.

Untuk memotivasi,berarti bahwa target kinerja juga bisa mendorong munculnya kreativitas dalam mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk mencapai suatu tujuan. Para karyawan perlu diberikan target yang signifikan untuk mereka raih dan lalu menggunakan ukuran kinerja, termasuk target. untuk memfokuskan ernergi para karyawan dan memberikan perasaan telah mencapai sesuatu.
Untuk mengembangkan berarti organisasi atau suatu perusahaan membutuhkan umpan balik untuk menilai kesesuaian rencana dan arahan serta target sehingga bisa didapatkan pengertian mana-mana saja perihal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.

Pada sisi Benchmarking, dapat ditarik kesimpulan yang hampir sama dengan pengukuran kinerja atau pengukuran performansi, yang memiliki tujuan yang sama yaitu melihat kinerja dengan baik. Dari hal tersebut, dari sisi benchmarking, ada beberapa hal yang menjadi tahapan-tahapan dalam benchmarking. Antara lain adalah :
  1. Identifikasi problem yang hendak dijadikan subyek.
Bisa berupa proses, fungsi, output,dll
  1. Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha serupa.
Carilah perusahaan-perusahaan sejenis dengan spesifikasi yang diinginkan
  1. Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha serupa.
Asosiasi industri, survey, customer, majalah finansial
  1. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan.
survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan
  1. Kunjungi ’ best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha. Beberapa perusahaan biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.
  2. Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya.
Setelah mendapatkan best practice perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan program aksi untuk implementasinya.




Sumber :
http://ilmusdm.wordpress.com/2008/02/06/mengenal-konsep-benchmarking/
http://digilib.its.ac.id/ITS-Master-3100007029121/7862
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran_kinerja
http://asq.org/learn-about-quality/benchmarking/overview/overview.html

http://mohmahsun.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-pengukuran-kinerja.html

gambar : 
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSfVqozkoE5N_kSb916PF2hv-eZswQ7Ssw6MLwFrAUfELG422bR


This entry was posted in , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a reply